Gunung Kawi,terdengar dari nama nya orang pasti sudah mengartikan dengan pesugihan atau mitos mitos klenik lain nya. Gunung Kawi terletak di kabupaten malang,berada di ketinggian 2860m dari permukaan laut. gunung Kawi masih merupakan tempat kunjungan wisata favorit yang sampai saat ini masih banyak di kunjungi wisatawan dari berbagai daerah. Banyak orang yang menganggap,orang orang datang ke Gunung Kawi berkaitan dengan hal hal mistis terutama pesugihan. Padahal tidak semua orang demikian,banyak wisatawan yang datang hanya untuk menikmati keindahan dan kesejukan alam Gunung Kawi saja atau untuk berziarah menyepi ke makam Eyang Djugo dan makam Eyang RM Iman Soedjono. Kedua makam tersebut adalah makam yang istimewa,makam dua orang yang di anggap mempunyai kelebihan atau linuwih. ini terbukti dari banyak nya pengunjung dan peziarah yang datang untuk berziarah di sini. Terlebih pada hari hari tertentu seperti malam senin pahing dan malam jum’at legi banyak peziarah yang datang berduyun duyun ke sini. Tidak hanya dari wilayah malang atau jawa timur saja,tetapi juga dari berbagai daerah di nusantara bahkan sampai mancanegara.Dari latar belakang yang beraneka dan juga dari berbagai etnis banyak datang berduyun duyun ke Gunung Kawi.
Gunung Kawi bisa di katakan sebagai “Kota Kecil Di Atas Gunung” atau juga bisa di sebut “Kota Sunyi Di Atas Gunung”. Lalu lalang pengunjung tiada henti nya di setiap hari dari pagi hingga malam,hingga datang pagi lagi. Ramai nya pengunjung di sini adalah salah satu bukti,bahwa daya tarik Wisata Religi Gunung Kawi sangat lah besar. Keberadaan 2 makam yang ada banyak di arti kan dengan kepercayaan kepercayaan mistis oleh sebagian orang. “Ngeri dan Angker” itulah kesan pertama orang orang yang yang mendengar kata Gunung Kawi. Tapi bagi mereka yang sudah sering datang ke Gunung Kawi tidak demikian.
Kebanyakan dari orang muslim yang datang ke sini,meyakini bahwa kedua makam tersebut adalah makam “Wali”. Hal ini bisa di bukti kan dengan banyak nya ornamen ornamen islam di sekitar makam dan ada nya mushola di sebelah kiri makam yang di yakini sebagai tempat ibadah Eyang Djugo ( Kyai Zakaria ) dan Eyang RM Iman Soedjono pada masa hidup nya beserta para pengikut nya. 100 neter sebelah selatan makam terdapat masjid besar yaitu Masjid Agung Iman Soedjono. Di masjid ini sering di adakan acara acara besar keagamaan seperti pengajian akbar atau yang lain nya. Pada hari minggu legi malam senin pahing dan kamis kliwon malam jum’at legi selalu di adakan tahlil,dzikir dan pembacaan ayat ayat suci al-quran mulai sebelum matahari terbit hingga tengah hari. Bagi orang muslim yang datang dengan rombongan,masjid ini di jadikan sebagai tempat istirahat setelah perjalanan jauh. Banyak pula dari beberapa Ponpes yang datang melakukan ritual keagamaan nya di sini. Jamaah jamaah pengajian pun setiap minggu banyak yang datang dari berbagai daerah. Tentu nya tujuan mereka adalah untuk berziarah ke makam Eyang Djugo Dan Eyang RM Iman Soedjono dengan sebenar benar nya mendoakan kedua almarhum tersebut yang mereka jadikan teladan.
Bagi orang orang yang menganut Aliran Kepercayaan seperti Kejawen atau yang lain nya,kedua tokoh yang di makam kan tersebut di anggap tokoh yang mempunyai ‘linuwih’ sempurna,tokoh yang sudah “Nyawiji”,sudah mencapai tingkatan tertinggi dalam menjalin hubungan dengan Gusti. Atau dalam istilah lain,sudah memahami hakikat ” Manunggaling Kawula Gusti” dan “Sangkan Paraning Dumadi”. Orang orang penganut kepercayaan banyak yang datang melakukan ritual di Gunung Kawi dengan berbagai sarana dan tujuan. Ada yang menginginkan kemakmuran,ketenangan batin atau pun tujuan meneladani kedua tokoh tersebut. Tidak sedikit pula orang yang ingin mendapatkan “Wahyu” agar bisa menjadi orang yang “Linuwih” seperti Eyang Djugo atau Eyang RM man Soedjono. Kebanyakan dari mereka yang melakukan olah spritual di Gunung Kawi merasakan aura atau daya magis yang besar yang sangat menunjang untuk mereka melakukan olah ritual. Suasana hening,damai yang mereka cari,mereka dapat kan di sini.
Pengunjung dari etnis tionghoa yang menganut salah satu agama tertentu,mempunyai pendapat lain tentang makam Eyang Djugo dan makam RM Iman soedjono. Mereka menganggap 2 makam tersebut adalah makam tokoh kharismatik yang hidup dengan penuh cinta kasih,welas asih dan mampu memberikan kedamaian. Hingga mereka sangat menghormati dan menjunjung tinggi kedua tokoh tersebut dengan memberi sebutan Thai Lo shu pada Eyang Djugo yang arti nya Guru Besar Tertua Dan Dji Lo Shu pada Eyang RM Iman Soedjono yang berarti Guru Besar Muda/Guru Besar Kedua. Thai Lo Shu dan Dji Lo Shu di anggap tokoh yang mempunyai peranan penting di masyarakat etnis tiong hoa. Beliau berdua mempunyai keistimewaan dalam kehidupan nya dulu yaitu kemampuan untuk melepas kan secara total hawa nafsu dunia atau keterikatan pada duniawi,sanggup melakukan tapa brata memuja Tuhan dengan sempurna di setiap hembusan nafas nya tanpa mengharap apa pun hanya berdoa supaya semua mahkluk di dunia berbahagia. Pencapaian spiritual tertinggi telah beliau berdua dapat kan. Itulah sebab nya banyak warga etnis tionghoa yang datang berziarah ke Gunung Kawi. Untuk beribadah pun di areal makam Eyang Djugo dan Eyang RM Iman Soedjono di sediakan tempat peribadatan bagi pemeluk agama Budha dan Khong hu cu.
Tentang mitos pesugihan atau hal hal klenik lain nya,sampai saat ini tidak ada bukti nyata tentang hal tersebut. Mereka yang menganggap Gunung Kawi adalah tempat untuk mencari pesugihan adalah anggapan yang salah yang tidak bisa di buktikan kebenaran nya. Pesugihan indentik dengan ada nya tumbal atau yang lain nya. Nah di Gunung Kawi sampai saat ini tidak pernah ada penyerahan atau permintaan tumbal tumbal. Pesugihan adalah hal musrik yang sangat di benci agama. Dan jika Gunung Kawi adalah tempat mencari pesugihan maka di sini tidak akan mungkin di bangun dan di sediakan tempat tempat peribadatan keagamaan. Dengan kata lain ” Masak tempat pesugihan banyak tempat ibadah?”. Jadi Gunung Kawi sebenar nya adalah tempat untuk mengheningkan pikiran,beribadah dan berdoa,bukan tempat untuk meminta. Bagi mereka yang merasa tujuan nya tercapai setelah berdoa di Gunung Kawi tidak lain karena mereka juga giat berusaha. Mustahil ada nya orang berdoa tanpa berusaha bisa kaya.
Sumber : http://wisata.kompasiana.com
Gunung Kawi bisa di katakan sebagai “Kota Kecil Di Atas Gunung” atau juga bisa di sebut “Kota Sunyi Di Atas Gunung”. Lalu lalang pengunjung tiada henti nya di setiap hari dari pagi hingga malam,hingga datang pagi lagi. Ramai nya pengunjung di sini adalah salah satu bukti,bahwa daya tarik Wisata Religi Gunung Kawi sangat lah besar. Keberadaan 2 makam yang ada banyak di arti kan dengan kepercayaan kepercayaan mistis oleh sebagian orang. “Ngeri dan Angker” itulah kesan pertama orang orang yang yang mendengar kata Gunung Kawi. Tapi bagi mereka yang sudah sering datang ke Gunung Kawi tidak demikian.
Kebanyakan dari orang muslim yang datang ke sini,meyakini bahwa kedua makam tersebut adalah makam “Wali”. Hal ini bisa di bukti kan dengan banyak nya ornamen ornamen islam di sekitar makam dan ada nya mushola di sebelah kiri makam yang di yakini sebagai tempat ibadah Eyang Djugo ( Kyai Zakaria ) dan Eyang RM Iman Soedjono pada masa hidup nya beserta para pengikut nya. 100 neter sebelah selatan makam terdapat masjid besar yaitu Masjid Agung Iman Soedjono. Di masjid ini sering di adakan acara acara besar keagamaan seperti pengajian akbar atau yang lain nya. Pada hari minggu legi malam senin pahing dan kamis kliwon malam jum’at legi selalu di adakan tahlil,dzikir dan pembacaan ayat ayat suci al-quran mulai sebelum matahari terbit hingga tengah hari. Bagi orang muslim yang datang dengan rombongan,masjid ini di jadikan sebagai tempat istirahat setelah perjalanan jauh. Banyak pula dari beberapa Ponpes yang datang melakukan ritual keagamaan nya di sini. Jamaah jamaah pengajian pun setiap minggu banyak yang datang dari berbagai daerah. Tentu nya tujuan mereka adalah untuk berziarah ke makam Eyang Djugo Dan Eyang RM Iman Soedjono dengan sebenar benar nya mendoakan kedua almarhum tersebut yang mereka jadikan teladan.
Bagi orang orang yang menganut Aliran Kepercayaan seperti Kejawen atau yang lain nya,kedua tokoh yang di makam kan tersebut di anggap tokoh yang mempunyai ‘linuwih’ sempurna,tokoh yang sudah “Nyawiji”,sudah mencapai tingkatan tertinggi dalam menjalin hubungan dengan Gusti. Atau dalam istilah lain,sudah memahami hakikat ” Manunggaling Kawula Gusti” dan “Sangkan Paraning Dumadi”. Orang orang penganut kepercayaan banyak yang datang melakukan ritual di Gunung Kawi dengan berbagai sarana dan tujuan. Ada yang menginginkan kemakmuran,ketenangan batin atau pun tujuan meneladani kedua tokoh tersebut. Tidak sedikit pula orang yang ingin mendapatkan “Wahyu” agar bisa menjadi orang yang “Linuwih” seperti Eyang Djugo atau Eyang RM man Soedjono. Kebanyakan dari mereka yang melakukan olah spritual di Gunung Kawi merasakan aura atau daya magis yang besar yang sangat menunjang untuk mereka melakukan olah ritual. Suasana hening,damai yang mereka cari,mereka dapat kan di sini.
Pengunjung dari etnis tionghoa yang menganut salah satu agama tertentu,mempunyai pendapat lain tentang makam Eyang Djugo dan makam RM Iman soedjono. Mereka menganggap 2 makam tersebut adalah makam tokoh kharismatik yang hidup dengan penuh cinta kasih,welas asih dan mampu memberikan kedamaian. Hingga mereka sangat menghormati dan menjunjung tinggi kedua tokoh tersebut dengan memberi sebutan Thai Lo shu pada Eyang Djugo yang arti nya Guru Besar Tertua Dan Dji Lo Shu pada Eyang RM Iman Soedjono yang berarti Guru Besar Muda/Guru Besar Kedua. Thai Lo Shu dan Dji Lo Shu di anggap tokoh yang mempunyai peranan penting di masyarakat etnis tiong hoa. Beliau berdua mempunyai keistimewaan dalam kehidupan nya dulu yaitu kemampuan untuk melepas kan secara total hawa nafsu dunia atau keterikatan pada duniawi,sanggup melakukan tapa brata memuja Tuhan dengan sempurna di setiap hembusan nafas nya tanpa mengharap apa pun hanya berdoa supaya semua mahkluk di dunia berbahagia. Pencapaian spiritual tertinggi telah beliau berdua dapat kan. Itulah sebab nya banyak warga etnis tionghoa yang datang berziarah ke Gunung Kawi. Untuk beribadah pun di areal makam Eyang Djugo dan Eyang RM Iman Soedjono di sediakan tempat peribadatan bagi pemeluk agama Budha dan Khong hu cu.
Tentang mitos pesugihan atau hal hal klenik lain nya,sampai saat ini tidak ada bukti nyata tentang hal tersebut. Mereka yang menganggap Gunung Kawi adalah tempat untuk mencari pesugihan adalah anggapan yang salah yang tidak bisa di buktikan kebenaran nya. Pesugihan indentik dengan ada nya tumbal atau yang lain nya. Nah di Gunung Kawi sampai saat ini tidak pernah ada penyerahan atau permintaan tumbal tumbal. Pesugihan adalah hal musrik yang sangat di benci agama. Dan jika Gunung Kawi adalah tempat mencari pesugihan maka di sini tidak akan mungkin di bangun dan di sediakan tempat tempat peribadatan keagamaan. Dengan kata lain ” Masak tempat pesugihan banyak tempat ibadah?”. Jadi Gunung Kawi sebenar nya adalah tempat untuk mengheningkan pikiran,beribadah dan berdoa,bukan tempat untuk meminta. Bagi mereka yang merasa tujuan nya tercapai setelah berdoa di Gunung Kawi tidak lain karena mereka juga giat berusaha. Mustahil ada nya orang berdoa tanpa berusaha bisa kaya.
Sumber : http://wisata.kompasiana.com