Bloggernyo urang sikaladi By. Boim

Keris


Keris sebagai Benda Upacara
Keris jenis ini biasanya tidak dipandang mamiliki kekuatan magis. Asal pemilikannya pun biasanya bukan merupakan warisan dari orang tua. Bentuknya biasanya merupakan sebuah keris yang indah, kadang berlapis logam mulia, mulai dari gagang hingga ke sarungnya. Tidak 0Jarang sarungnya diukir sedemikian rupa menyerupai ukiran barang-barang dari emas. Di dae¬rah Lampung keris ini disebut tekhapang/punduk keris yang indah seperti ini digunakan untuk upacara perkawinan dan dipakai oleh pengantin Aria, yang diselipkan di pinggang bagian depan atau dipegang dengan tangan kanan (berbeda dengan pengantin Jawa, keris diselipkan di pinggang bagian belakang/punggung).

Keris sebagai Bagian dari Kesenian
Dahulu menurut orang-orang tua, apabila nda kesenian silat orang memegang keris dalam pertunjukannya, di samping juga digunakannya tombak dan pedang. Keris yang digunakan untuk pertunjukan silat ini, biasanya tidak dipan¬dang memiliki kekuatan magis. Kini orang Lam¬pung dalam pertunjukan seperti ini tidak lagi Menggunakan keris.

Untuk melihat bagaimana cara pembuatan keris di daerah Lampung perlu penelitian lebih lanjut, karena:

1. Di daerah Lampung keris saat ini banyak di buat di Lampung Utara terutama di Tulangbawang udik.

2. Penggunaan keris di daerah Lampung, hanya merupakan benda pusaka, atau benda seni (sebagai benda kelengkapan upacara pernikahan dan seni pencak silat).

Sebagaimana diketahui bahwa keris yang ada di daerah Lampung banyak mendapat pengaruh dari daerah Jawa, hal ini dapat dimengerti ka¬rena dahulu daerah Jawa memiliki kerajaan-kerajaan besar. Sedang empu pembuat keris ketika itu merupakan penjual jasa bagi kebutuhan orang-orang/pembesar kerajaan, sedang empu dl Lampung banyak juga yang berasal dari meranjat (ogan Komering Ilir Sumatera Selatan) yaitu etnis Lampung Kayu Agung yang secara geografli sekarang meniadi wilayah Sumatera Selatan. Sampai kini ternyata keris masih dibuat oraw Lampung khususnya di Tulang Bawang Tengal (Lampung Utara).

Di daerah Jawa dikatakan bahwa bahan pembuatan keris meliputi besi, Baja, pamor yang berasal dari batu bintang (meteorit) atau nikel. Menurut informasi bahwa daya tahan panas batu meteorit dalam proses garap keris jauh lebih tahan. Pada temperatur tertentu in buah besi. tang dipanggang api akan luluh, tetapi sebuah meteorit yang lazim untuk pamor pada temperatur yang sama tidak luluh.

Pada dewasa ini di Lampung keris bukan lagi untuk senjata perang, tinggal fungsi lain yang masih lazim dikenal: Umpamanya, pelengkap pakaian adat tradisional, pelengkap upacara tradisional, pelengkap konsep hidup ideal sebagai apa yang disebut gagaman/peselok, pelengkap eksotisme lama dalam hidup zaman mo dern. Di Lampung dikenal ada konsep hidup lengkap bagi seorang pria dewasa, yaitu antar lain wisman (bulamban), tenangga, kukila (segokan), jama (istri) dan pemenah (pusaka).

Untuk melihat apakah konsep itu terpakai oleh masyarakat suku bangsa Lampung, secara tersamar, namun terlalu banyak variasi untuk mengatakan bahwa di daerah Lampung konsep tersebut juga berlaku, bahkan bukan tidak mungkin konsep itu tidak ada, karena secara tradisi Lampung secara setempat-setempat sedikit banyaknya ada perbedaan dengan tradisi yang berlaku secara umum. Namun demikian yang pasti setiap berbusana adat punduk/tekhapang harus hadir.

Sumber :
Fachruddin drs dkk, Senjata Tradisional Lampung, 1991/1992 , Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah Dan Nilai tradisional Bagian Proyek Inventarisasi Dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Daerah Lampung.

Foto : http://4.bp.blogspot.com