Kabupsten serdang bedagai (sergai) menjadikan periwisata sebagai salah satu sector andalan dalam meningkatkan Pendapatan asli daerah (PAD). Sergai memang memiliki potensi wisata yang beragam. Hiburan hari raya idul fitri 1428 H , sejumlah lokasi wisata yang ada di lokasi wisata yang ada di sergai diserbu masyarakat bukan hanya warga sergai tetapi jugawarga dari sejumlah daerah di Sumatera Utara. Umumnya yang paling banyak diminati adalah wisata Air yakni mengunjungi pantai atau sungai. Sejak hari lebaran pertama, sudah ribuan masyarakat mendatangi pantai-pantai di sepanjang pesisir timur Sumatera ini. Demikian juga sejumlah lokasi wisata sungai. Harus diakui kondisi geografis sergai memang memberikan keuntungan bagi sergai seperti jarak yang tidak terlalu jauh dari kota medan. Pemanfaatan potensi alam maupun budaya yang dimilikisergai akan menjadi daya tarik wisata yang berbasis lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah perinsip dalam membangun dunia kepariwisataan. Potensi wisata yang begitu banyak ini pelan-pelan mulai dibenahi Pemkab Sergai. Kawasan-kawasan wisata ditata apik dan dijaga kebersihannya. Bahlan setelah Pantai Cermin memliki kawasan wisata bertaraf internasional , Pemkab Sergai kini akan melakukan hal serupa pada pulau berhala. Beberapa tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi antara lain:
Pantai cermin Theme Park
Objek wisata yang satu ini mungkin menjadi salah satu ikon pariwisata Sergai selain Pulau berhala. Bagaimana tidak setiap minggu jika tidak masa libur, lokasi ini selalu dipadati pengunjung. Lebaran kemarin saja, ribuan orang setiap hari menikmati berbagai arena permainan air yang tersedia. Berbagai permainan ada di lokasi itu, mulai dari karaoke, games serta bagi-bagi hadiah bagi para pengunjung yang datang. Pengunjung bebas berkaraoke ria menunjukkan kemampuannya di ruangan yang tersedia dan ditata sedemikian rupa. Sedang lokasi pantai, terlihat pengunjung bermain voli pantai. Yang tidak kalah menariknya seperti jetski, kayak, dan boat. Hanya saja orang tua yang membawa anak-anaknya yang paling difavoritkan adalah banana boat,yakni boat yang berbentuk seperti pisang. Kemudian ditengah lokasi persis ditengah lokasi theme park terdapat Pantai Putih bersih tentu saja akan menarik untuk dinikmati, kendati berada pada selat malaka yang lalu lintasnya sangat padat mencapai 54 kapal setiap tahun melintasinya.
”Lokasi Pantai Cermin Theme Park ini sangat menarik dan sangat cocok sebagai lokasi darmawisata bagi keluarga, apalagi lokasi ini menyediakan tempat penginapan seperti resort,” kata salah seorang pengunjung yang datang bersama keluarganya saat liburan hari raya lalu. Hal senada juga diungkapkan para pengunjung lainnya yang datang dari berbgai daerah seperti Riau, Jambi, Palembang, Aceh bahkan dari Jakarta yang umumnya pulang mudik ke Sumut, kemudian memilih Pantai Cermin Theme Park sebagai tujuan wisata. ”Wah lokasi ini tak kalah dengan lokasi wisata yang ada di ibukota. Bahkan bisa dikatakan lebih baik,” kata Vera mahasiswa Unpad Bandung yang pada hari liburan ini menunjungi neneknya di Binjai, lalu menikmati liburan di Theme Park. Menurut Event and Communication Manager Theme Park T. Feria Aznita, sampai lebaran hari ke 6 jumlah pengunjung yang datang ke objek wisata ini mencapai 20 ribu orang. Mereka datang baik dengan menggunakan bus, kendaraan pribadi maupun roda dua.
Pantai Klang
Pantai Klang yang berada di Desa Naga Lawan kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Saat ini saja ribuan orang mengunjunginya di akhir pekan. Pada hari-hari libur, Pantai Klang sangat padat dikunjungi pengunjung yang datang dari berbagai daerah seperti Labuhan Batu, Tanjung Balai, Asahan, Tebing Tinggi, Medan dan Tanah karo dengan mobil pribadi dan bus umum yang sengaja dicarter atau sewa dari daerah masing-masing. Di pantai Klang kita dapat menikmati indahnya pemandangan pantai dengan pasirnya yang putih bagai kristal dan melihat deru ombak serta menikmati terpaan angina laut sehingga menghilangkan kepenatan. Kita juga dapat berkunjung ke sumur ajaib (sumur berkah) di sisi pantai. Di kawasan Pantai Klang tersedia pondok-pondok kecil bagi pengunjung, untuk dapat memakai pondok tersebut kita hanya membayar antara Rp 9-20 ribu, menurut ukuran besar pondok yang akan kita sewa. Pondok biasanya digunakan sebagai tempat barang-barang yang dibawa, tempat istirahat dan berteduh bila letih berjalan mengitari pantai atau sehabis mandi di laut. Para pengunjung yang datang ke lokasi objek wisata Pantai Klang selalu terlihat berbasah-basahan. Untuk anak-anak dapat berenang dan bermain bersama riak ombak di tepi pantai yang telah tersediakan di kawasan tepi pantai khusus untuk anak-anak dan lebih mengasikkan dalam menikmati mandi air laut dan berenang di sekitar tepi pantai masyarakat sekitar pantai dan pengelola menyediakan ban untuk disewa dengan harga yang relative murah dan terjangkau hanya Rp. 3000 atau Rp 5.000.
Bila berada di pantai Klang kita tak ingin cepat-cepat meninggalkan lokasi tersebut, kita betah bermain dengan ombak atau duduk-duduk santai di pondok yang tersedia apalagi di lokasi kawasan pantai Klang terdapat sejumlah makanan ringan eperti mie goreng, ayam goreng, pecal, sate kerang dan bermacam jajanan ringan. Seluruh makanan tersebut adalah hasil sajian warga masyarakat sekitar pantai dan lebih membuat kita tertarik untuk membeli dan menikmatinya, makanan dijual tidak melebihi tarif harga di luar pantai. Salah satu daya tarik para pengunjung datang ke lokasi Pantai Kelang karena para penjual makanan, penyewa ban dan penyewa pondok pantai tersebut ramah-ramah dalam melayani setiap para pengunjung. Bila tiba waktunya untuk pulang selalu berpesan agar para pengunjung dapat memberitahukan keadaan wisata pantai itu kepada tetangga, famili lainnya agar datang kesana untuk menikmati wisata di Pantai Klang.
Pantai Gudang Garam
Di pantai Gudang Garam tersedia fasilitas penginapan (hotel) dilengkapi AC, restoran seafood, karaoke/musik dan pondok-pondok santai serta beberapa kolam pancing. Hamparan pasir putih di sepanjang pantai di lokasi objek wisata ini sangat menarik dan dapat dijadikan tempat bermain volley pantai serta permainan pantai lainnya.
Pantai Sialang Buah
Pantai Sialang Buah terletak di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu, berjarak 60 Km dari kota Medan atau 9 Km dari Sei Rampah (ibukota Kabupaten Serdang Bedagai) melewati rute Medan – Tebing Tinggi.
Selain sebagai tempat rekreasi keluarga, Pantai Sialang Buah juga dikenal dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Oleh karena itu, banyak pengunjung yang datang kesini bukan hanya sekedar menikmati pemandangan alamnya yang menawan, tetapi juga membeli ikan-ikan laut segar.
Di pinggir pantai terdapat pondok-pondok santai dan warung makanan. Juga tersedia tempat penyewaan ban (pelampung) bagi pengunjung yang ingin berenang di pantai. Semilir angin yang sejuk membuat pengunjung betah bersantai di sini. Objek wisata ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun domestik pada hari libur. Pengunjung dapat membeli souvenir dari kulit kerang yang banyak di jual di pinggir pantai, sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang.
Pantai Pondok Permai Kota Pari
Terletak di pinggiran pantai desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin, objek wisata Pondok Permai sudah sangat dikenal oleh masyarakat kota-kota besar di Sumatera Utara bahkan di Indonesia. Restorannya yang berada sangat dekat dengan bibir pantai mengundang minat pengunjung untuk sering dating ke objek wisata Pondok Permai ini. Di areal 9 Ha pada lokasi ini tersedia kolam pancing, sepeda air, pondok-pondok santai dan kuda tunggangan. Makanan khas ikan laut, kepiting, udang dan kerang (sea food) selalu tersedia disini, fasilitas lain tersedia hiburan/musik karaoke. Dilokasi ini sangat cocok untuk bermain layang-layang dan volley pantai.
Pantai Kuala Putri
Pantai Kuala Putri terletak di desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin. Di objek wisata ini pengunjung dapat berbaur dan melihat kehidupan masyarakat nelayan. Disini terdapat restoran seafood, pondok-pondok santai dan panggung hiburan serta kolam pancing.
Pantai Mutiara
Objek wisata ini memiliki daya tarik tersendiri karena letaknya di areal hutan bakau (mangrove) di tepi pantai Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin, lingkungannya terlihat asri. Pengunjung objek wisata ini dapat melihat tempat berkembang biaknya ikan laut dan kepiting di dalam air diantara akar-akar pohon bakau. Disini tersedia restoran dengan sajian ikan-ikan laut (sea food) dan pondok-pondok santai.
Pulau Berhala
Pulau Berhala di Kecamatan Tanjung Berining, Kabupaten Sergai sangat berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata bahari karena keindahannya alamnya yang sangat luar biasa. Sehingga tidak mengherankan jika banyak orang mengatakan pulau ini sangat eksotik. Pulau Berhala yang memiliki topografi bergunung dengan hutan lebat dan pantai yang putih bersih tentau saja akan menarik untuk dinikmati, kendati berada pada Selat Malaka yang lalu lintasnya sangat padat mencapai 54 ribu kapal setiap tahu melintasinya. Selain kondisi alamnya masih asri, jelasnya, pulau terluar Indonesia di Selat Malaka seluas 2,5 kilometer persegi ini kaya akan keanekaragaman hayati seperti, ikan dan terumbu karang yang sangat indah dan tidak dimiliki oleh Negara lain. Bahkan pada awal dan akhir tahun, pantai Pulau Berhala menjadi tempat persinggahan penyu untuk bertelur. Pulai ini juga dinyatakan memiliki 60 persen biota yang hidup di Indonesia sehingga telah ditetapkan sebagai kawasan wisata bahari melalui Perda No 12 Tahun 2006 yang dapat dikembangkan selama tetap berwawasan lingkungan. Tidak terlalu sulit untuk sampai ke Pulau Berhala, jarak tempuhnya juga sangat dekat. Dari pelabuhan Belawan jaraknya sekitar 70 mil. Sementara kalau perjalanan dengan kapal hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam dari pelabuhan rakyat di Tanjung Beringin atau Pantai Cermin. Upaya yang perlu dilakukan dalam mengembangkan potensi wisata pulai ini, adalah dengan campur tangan investor untuk memperkenalkan keindahan Pulau Berhala yang dinilai memiliki banyak kelebihan dibanding pula-pulau lainnya
Pemandian Ancol
Objek wisata Pemandian Ancol adalah nama wisata alam/sungai yang berada di perbatasan Kecamatan Sipispis dan Dolok Merawan. Objek wisata ini berada di suatu alur sungai yakni sungai Hulistik atau Sungai Bah Bolon yang mengalir dari pegunungan di Kabupaten Simalungun melintasi wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. Objek wisata ini dapat dicapai dengan kendaraan/transportasi darat berjarak tempuh 90 KM dari kota Medan atau 40 KM dari Sei Rampah (ibukota Kabupaten Serdang Bedagai) melalui rute Medan - Pematang Siantar.
Jalan menuju lokasi objek wisata Pemandian Ancol cukup baik. Lokasi objek wisata Pemandian Ancol dapat ditempuh melalui Kota Tebing Tinggi ke arah Perkebunan Gunung Pamela atau dari Simpang Bajalinggi Kebun Gunung Para. Transporasi yang dapat digunakan adalah mobil pribadi, sepeda motor atau angkutan penumpang umum.
Objek wisata ini ramai dikunjungi pada hari libur. Pengunjung biasanya didominasi oleh pemuda-pemudi dari sekitar Kabupaten Serdang Bedagai. Air sungai di Pemandian Alam Ancol sangat sejuk dan menyegarkan sehingga pengunjung ingin lebih lama berenang dan berendam di sungai. Objek wisata ini berada tidak jauh dari Pemandian alam Batu Nongol. Jika batu Nongol di hilir maka Pemandian Alam Ancol berada di hulu sungai. Pondok-pondok santai dan warung makanan banyak tersedia di lokasi ini.
Pemandian Alam Batu Nongol
Objek wisata Batu Nongol adalah nama wisata alam/sungai yang berada di perbatasan Kecamatan Sipispis dan Dolok Merawan. Objek wisata ini berada di suatu alur sungai yakni sungai Hulistik atau Sungai Bah Bolon yang mengalir dari pegunungan di Kabupaten Simalungun melintasi wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. Objek wisata ini dapat dicapai dengan kendaraan/transportasi darat berjarak tempuh 90 KM dari kota Medan atau 40 KM dari Sei Rampah (ibukota Kabupaten Serdang Bedagai) melalui rute Medan - Pematang Siantar.
Jalan menuju lokasi objek wisata Batu Nongol cukup baik. Lokasi objek wisata Batu Nongol dapat ditempuh melalui Kota Tebing Tinggi ke arah Perkebunan Gunung Pamela atau dari Simpang Bajalinggi Kebun Gunung Para. Transporasi yang dapat digunakan adalah mobil pribadi, sepeda motor atau angkutan penumpang umum.
Di Batu Nongol, alur sungai Hulistik telah ditata sedemikian baik sehingga sebahagian sangat cocok untuk pemandian anak-anak dan airnya berombak. Alur sungai berombak yang dikhususkan sebagai tempat berlatih arung jeram untuk anak-anak dan remaja ini sangat ramai diminati pengunjung. Dengan kondisi yang sudah tertata itu sungai ini semakin menarik terutama untuk rekreasi keluarga.
Pondok-pondok santai, gelanggang permainan dan restoran tersedia bagi pengunjung. Jalan setapak di pinggir areal perkebunan di sepanjang tepi sungai membuat pengunjung betah berekreasi sambil menikmati udara segar dan menyaksikan aneka jenis burung yang bebas berkeliaran di sekitar pepohonan. Restoran di kawasan objek wisata Batu Nongol menyajikan makanan menarik ”Ikan Cen-cen” sejenis ikan air tawar yang hidup di sungai berarus deras dan berbatu-batu. Ikan cen-cen ini sangat enak dan gurih rasanya.
Bermain roda pelangi sangat mengasyikkan. Pada saat putaran roda membawa anda ke puncak, pemandangan alam yang sangat indah di sekitar kawasan ini dapat anda saksikan dengan leluasa. Ingin melihat kebun rambung dan proses penyadapan getah rembung (bahan baku karet), anda dapat melihatnya sambil berjalan-jalan di atas jalan setapak. Anda dapat menikmati kesegaran alam perkebunan dan melihat para buruh kebun menyadap getah untuk di bawa ke pabrik pengolahan karet. Di pinggir sungai tersedia pondok-pondok santai dimana pengunjung bersama keluarga dapat menikmati rekreasi yang menyenangkan sekali.
Air Terjun Sampuran
Lokasi wisata air terjun Sampuran Widuri terletak di Dusun III desa Dolok Merawan Kecamatan Dolok Merawan, yang hanya berjarak sekitar satu km dari jalan lintas Sumatera menuju Pematang Siantar. Disekitar tempat ini terdapat 3 air terjun, yang tertinggi adalah air terjun Sampuran Widuri dengan ketinggian sekitar 50 meter, dengan deburan air yang jernih, hijaunya pemandangan sekitar dan sejuknya udara menjadikan kawasan air terjun Sampuran mulai banyak dikunjungi wisatawan local. Tempat ini oleh pemkab Sergai juga ditetapkan sebagai lubuk larangan dan sudah ditabur ribuan benih ikan berbagai jenis, diantaranya benih ikan emas dan nila. Air terjun Sampuran merupakan objek wisata yang dikelola oleh desa dan saat ini sendang berbenah diri guna mensejajarkan dengan objek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Sergai. Selain Sampuran Widuri masih ada 2 air terjun lainnya dilokasi tersebut, hanya saja ketinggiannya lebih rendah dari Sampuran Widuri. Jarak antara air terjun saling berdekatan dan jalan menuju ke setiap lokasi ditata dengan rapi, hempasan air terjun menimbulkan suara deburan ditambah hembusan semilir angin yang memercikkan butiran-butiran air, menentramkan jiwa serta menggoda kita untuk segera menikmatinya.
Sementara itu disekelilingnya tumbuh pepohonan hijau sebagai tempat tinggalnya kera-kera hutan, tampak begitu asri. Untuk mencapai lokasi air terjun Sampuran Widuri kita harus menuruni anak tangga yang berkelok-kelok dengan jumlah mencaai ratusan. Justru kondisi objek wisata seperti itu membuat daya tarik tersendiri sehingga masyarakat dating berduyun-duyun baik dari Sergai maupun dari luar, seperti Simalungun dan Asahan bahkan dari Medan untuk menikmati keasriannya. Alam yang masih alami dan udara yang segar menjadi salah satu hal yang menarik di lokasi wisata ini. Lelah setelah menuruni ratusan anak tangga akan langsung terasa hilang saat kita sampai di pinggiran sungai. Sayangnya objek wisata ini masih minim akan fasilitas untuk pengunjungnya, seperti sarana pemondokan dan kamar mandi. Sementara pada hari-hari libur, para pengunjung lokasi wisata Sampuran akan dihibur oleh group keyboard atau band yang sengaja diundang pengelola.
Sumur air tawar
Daerah wisata ini juga dikenal dan dikunjungi karena adanya sebuah sumur air tawar. Sumur ini tidak berada jauh dari bibir pantai, hanya berjarak 90-an meter. Dengan kedalaman satu setengah meter sumur ini menjadi salah satu daya tarik pengunjung. Orang-orang sekitar dan para pengunjung menyebut sumur tersebut sebagai sumur ajaib atau sumur penyembuhan. Mereka percaya sumur tersebut memiliki khasiat untuk berbagai penyakit. Menurut keterangan dari masyarakat setempat dan para pengunjung yang hadir sumur itu dikatakan sumur ajaib karena hanya berjarak sekitar 90 meter dari laut dan kedalaman satu setengah meter tetapi rasa air yang berada dari dalam sumur tersebut tawar seperti air gunung dan tidak pernah habis atau kering walaupun setiap para pengunjung yang datang ke lokasi itu selalu membawa atau mengambil air dari sumur tersebut dengan memakai jerigen atau botol.
Mesjid Isma'iliyah
Masyarakat setempat mengenalnya sebagai mesjid istana, peninggalan Tengku Haji Isma’il Sulung Laut, Raja Negeri Bedagai yang masih kokoh berdiri hingga kini. Hampir sama dengan mesjid-mesjid lain di wilayah pesisir Melayu, mesjid Jamik Isma’iliyah yang berada di Desa Pekan Kecamatan Tanjung Beringin ini sangat kental dengan nuansa Melayu. Mesjid ini didirikan pada tahun 1882 oleh Raja Negeri Bedagai saat itu, Tengku Isma’il Sulung Laut. Kabarnya bahan-bahan bangunan mesjid ini didatangkan khusus dari Malaysia oleh pemborongnya yang orang Penang. Selesai membangun mesjid, Sulung Laut membangun istana disampingnya dan selesai pada tahun 1898. namun karena bangunan istana lebih tinggi dari mesjid, Sulung Laut meninggikan kembali mesjid itu. “Ketika itu dipercaya mesjid memang tidak boleh lebih rendah dari bangunan lain, “ kata M. Yusuf (75), tokoh masyarakat Tanjung Beringin. Tahun 1937, mesjid ini direhab dengan mengganti atapnya dari genteng menjadi seng. Terakhir pada tahun 1982, mesjid ini kembali direhab dengan mengganti tiang-tiang besi menjadi beton, membangun menara, pintu gerbang dan menghiasinya dengan “Kelumai” (hiasan segitiga meruncing kebawah berwarna kuning yang dipasang pada sisi atap).
Walau kini bentuk bangunan mesjid sudah mengalami banyak perubahan dari aslinya, namun pada beberapa bagian masih meninggalkan bentuk aslinya. Mimbar khutbah misalnya. Mimbar yang terbuat dari kayu ini masih tampak kuat. Ukiran yang menghiasinya menunjukkan ornament Melayu yang kental apalagi diwarnai dengan warna emas yang dipadu dengan warna hitam, sangat kontras. Mimbar ini memiliki tinggi dua meter sehingga orang yang memberi khutbah dapat terlihat dari barisan belakang. Seperti mesjid-mesjid kerajaan lainnya, dihalaman belakang ini juga dijadikan areal pemakaman kelaurga dan pejabat kerajaan. Persis di pintu belakang mesjid terdapat tiga makam Raja Bedagai, masing-masing Tengku Isma’il Sulung Laut, Tengku Rahmat Bendahara Putra Raja (putra Sulung Laut) dan Tengku Zainarrasyid Pangeran Nara Kelana (Putra Sulung Laut). Sulung Laut wafat pada 21 Maret 1914, Tengku Rahmat pada 2 Desember 1905 dan Tengku Zainnarrasyid pada 12 Oktober 1932. berurutan ke bawah mendekati sungai Bedagai, makam para pejabat dan ulama kerjaan seperti makam para Datuk perdana dan Datuk Setia, makam Panglima Daud dan Datuk Sri Amar Asmara serta imam kerajaan, Syekh Haji Ibrahim. Pada bagian belakang mesjid masih tampak wajah asli mesjid karena serambinya tidak dipugar dan dikeramik. Hanya tiangnya saja yang diganti. Sementara disisi kanan-kiri mesjid, pada tiang-tiang mesjid tertulis ukiran nama Allah dan Muhammad. Demikian juga undakan yang menjadi teras mesjid masih asli. Batu-batu alam yang menjadi lantai teras tampak sangat alami. Menurut M. Yusuf jemaah mesjid ini selalu ramai dari warga sekitarnya. Tak jarang banyak juga jemaah dari luar yang sengaja datang untuk melihat dan beribadah di mesjid ini. ”Mereka umumnya ingin melihat dari dekat mesjid peninggalan Kerajaan Bedagai ini,” katanya. Sebab inilah satu-satunya peninggalan kerajaan tersebut yang masih tertinggal sementara bangunan istana yang berada disebelahnya kini tidak ada lagi. Sayangnya pada beberapa bagian mesjid yang memiliki nilai sejarah ini tampak tidak terawat baik, misalnya menara mesjid yang cetnya mulai keropos.
Mesjid Raya Sulaimaniyah Sisa Peninggalan Kesultanan Serdang
Sisa-sisa sejarah kesultanan Serdang sampai kini masih bisa dilihat di Perbaungan, Serdang Bedagai, yakni Mesjid Sulaimaniyah. Dulunya masjid ini berada tidak jauh dari Istana Kesultanan Serdang: Istana Darul Arif di Desa Kota Galuh. Sayangnya istana tersebut kini tak berbekas. Masjid ini terletak di desa Kota Galuh Kecamatan Perbaungan tepat di pinggir jalan raya. Setiap orang yang melintas dari arah Medan menuju Tebing Tinggi atau sebaliknya, akan melewati mesjid ini. Setiap harinya, masjid ini menjadi tempat persinggahan musafir yang ingin melaksanakan sholat sambil berwisata rohani untuk melihat dari dekat mesjid peninggalan Sultan Serdang ini. Bahkan setipa sholat Jumat, masjid ini nyaris tidak bisa menampung jamaah yang hampir melewati teras masjid. Dilihat dari catatan sejarah yang tertulis besar di dinding masjid tersebut, termaktub bahwa Masjid Raya Sulaimaniyah didirikan oleh Sultan Serdang Syariful Alamsyah pada tahun 1894 seiring dengan dipindahkannya ibukota kesultanan dari Rantau Panjang (sekarang berada di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang) ke Istana kota Galuh Perbaungan (dulu Serdang).
Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi atas bantuan mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri, Gubernur Sumatera Utara (alm) Rizal Nurdin dan Sekjen Departemen Kesehatan RI Dr. Safii Ahmad MPH. Bangunannya sendiri tidak terlalu menonjol, mirip dengan bangunan-bangunan khas melayu. Sepintas orang yang melihatnya masjid ini terkesan biasa-biasa saja. Namun masjid ini memiliki keunikan tersendiri. Sepintas tidak seperti bangunan masjid, melainkan seperti kantor pemerintahan dengan corak khas adat budaya melayu yakni figura berwarna kuning dengan atap berwarna hijau.
Atap pada teras masjidnya berbentuk piramid. Biasanya, kebanyakan masjid menggunakan kubah berbentuk bulat atau umumnya, tapi kubah masjid ini berbentuk segi empat memanjang dan di atasnya terdapat lambang bulan sabit dan bintang. Di dalam masjid terdapat empat tiang berukuran besar sekira 2 kali pelukan orang dewasa sebagai penyanggah bangunan dengan 1 lampu hias mewah berada di tengah-tengah bundaran langit masjid dikelilingi hiasan tulisan kaligrafi dari ayat-ayat alquran tentang sholat. Kesan dan nafas melayu sangat kental terlihat dari mimbarnya yang berwarna kuning dengan 4 anak tangga berlapis karpet hijau serta di atas mimbar terdapat kubah yang atasnya juga menggunakan lambang bulan sabit dan bintang. Teras masjid yang sudah berlantai keramik ini ditopang dengan tiang-tiang berukuran kecil serta puluhan lampu kecil dan besar yang mengelilingi teras samping kiri dan belakang serta dilengkapi dengan toilet dan tempat berwudhu. Selain dapat melihat masjid raya bersejarah ini, pengunjung juga dapat melihat makam sultan Serdang Sulaiman Syariful Alamsyah dan keluarganya yang terletak tepat di depan masjid yang telah di pagar serta pejabat-pejabat penting kesultanan.
Masjid Sulaimaniyah Pantai Cermin
Dengan nama yang sama karena didirikan oleh orang yang sama, yakni sultan Sulaiman Syariful Alamsyah, Masjid Raya Sulaimaniyah yang terletak di desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin didirikan pada tahun 1901 yang berarti berumur 95 tahun atau lebih dari satu abad. Berbeda dengan Masjid Raya Sulaimaniyah di Perbaungan, masjid yang berada di Pantai Cermin ini kesannya sebagai bangunan lama dan bersejarah masih kental terlihat, walaupun sudah banyak juga bagian masjid yang telah direnovasi. Dengan 4 tiang penyangga bagian dalam masjid, ada sebuah tangga menuju bagian atas (asbes) masjid seperti tempat untuk bertawajjuh. Tiang-tiang bagian luar juga unik dan sepertinya menjadi ciri khas hampir setiap masjid yang ada di Kecamatan Pantai Cermin berbentuk bulatan yang mengeliling sampai bagian atas tiang. Bentuk mimbar masjidnya juga hampir sama dengan yang ada di Perbaungan. Namun masjid Raya Sulaimaniyah Pantai Cermin bagian atas mimbarnya tidak berlambang bulan sabit dan bintang yakni dengan bentuk kayu lurus tegak ke atas.
Desa Pegajahan, Kampung Bali di Sergai
Ingin mengetahui bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat Hindu Bali? Tak perlu jauh-jauh ke Pulau Bali, datang saja ke Desa pegajahan, 12 km dari Perbaungan. Disini bermukim komunitas etnis Bali yang masih taat akan tradisi. Saat memasuki wilayah desa Pegajahan Kecamatan Perbaungan, kita serasa berada di Pulau Bali. Bagaimana tidak? Di beberapa ujung gang jalan memasuki dusun-dusun desa itu berdiri bangunan gapura yang berornamen khas bali. Banyak orang menyebutkan beberapa dusun di desa Pegajahan ini sebagai kampung Bali.
Menurut ceritanya, warga Bali yang tinggal di Sergai ini adalah para buruh kontrak yang didatangkan langsung dari Pulau Bali oleh perusahaan perkebunan PTPN IV Adolina sekitar tahun 1962. saat itu ada sekitar 53 KK atau 200 jiwa yang bermukim di Desa Pegajahan. Komunitas ini hidup berdampingan dengan sejumlah buruh perkebunan lainnya yang memang berasal dari bermacam-macam etnis. Ada Jawa, kalimantan, Simalungun, Tapanuli dan Melayu. Walau jau dari kampung halaman, namun komunitas ini tetap mempertahankan adat istiadat dan keyakinan mereka. Sekitar tahun 1989, didirikan sebuah Pura di dusun IIB Pegajahan. Pembangunan pura ini dibantu oleh sejumlah warga Bali yang tersebar dibeberapa wilayah Sumut. Pura yang diberi nama Pura Penataran Dharmaraksaka ini sendiri ramai dikunjungi setidaknya dua kali sebulan oleh umat Hindu Bali untuk beribadah pada waktu purnama dan Tilem (bulan gelap). Upacara ini dipimpin oleh Pandita Wayan Gio. Karena komunitasnya yang kecil membuat warga Bali ini memiliki rasa kekeluargaan yang kental dengan saling mengunjungi warga Bali lainnya diluar Sergai.
Melihat keunikan yang ada di desa Pegajahan ini banyak orang yang menilainya layak menjadi objek wisata. Hal ini dirasakan oleh Nengah. Selalu saja ada orang-orang sengaja mendatangi pura untuk melihat-lihat atau sekedar ingin merasakan berada di Pulau Bali. Apalagi kawasan Desa Pegajahan dikenal sebagai daerah home industri yang memiliki banyak pengrajin usaha kecil. Kalau kawasan ini dipromosikan tentu saja akan semakin meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sumber : http://serdangbedagaikab.go.id
Pantai cermin Theme Park
Objek wisata yang satu ini mungkin menjadi salah satu ikon pariwisata Sergai selain Pulau berhala. Bagaimana tidak setiap minggu jika tidak masa libur, lokasi ini selalu dipadati pengunjung. Lebaran kemarin saja, ribuan orang setiap hari menikmati berbagai arena permainan air yang tersedia. Berbagai permainan ada di lokasi itu, mulai dari karaoke, games serta bagi-bagi hadiah bagi para pengunjung yang datang. Pengunjung bebas berkaraoke ria menunjukkan kemampuannya di ruangan yang tersedia dan ditata sedemikian rupa. Sedang lokasi pantai, terlihat pengunjung bermain voli pantai. Yang tidak kalah menariknya seperti jetski, kayak, dan boat. Hanya saja orang tua yang membawa anak-anaknya yang paling difavoritkan adalah banana boat,yakni boat yang berbentuk seperti pisang. Kemudian ditengah lokasi persis ditengah lokasi theme park terdapat Pantai Putih bersih tentu saja akan menarik untuk dinikmati, kendati berada pada selat malaka yang lalu lintasnya sangat padat mencapai 54 kapal setiap tahun melintasinya.
”Lokasi Pantai Cermin Theme Park ini sangat menarik dan sangat cocok sebagai lokasi darmawisata bagi keluarga, apalagi lokasi ini menyediakan tempat penginapan seperti resort,” kata salah seorang pengunjung yang datang bersama keluarganya saat liburan hari raya lalu. Hal senada juga diungkapkan para pengunjung lainnya yang datang dari berbgai daerah seperti Riau, Jambi, Palembang, Aceh bahkan dari Jakarta yang umumnya pulang mudik ke Sumut, kemudian memilih Pantai Cermin Theme Park sebagai tujuan wisata. ”Wah lokasi ini tak kalah dengan lokasi wisata yang ada di ibukota. Bahkan bisa dikatakan lebih baik,” kata Vera mahasiswa Unpad Bandung yang pada hari liburan ini menunjungi neneknya di Binjai, lalu menikmati liburan di Theme Park. Menurut Event and Communication Manager Theme Park T. Feria Aznita, sampai lebaran hari ke 6 jumlah pengunjung yang datang ke objek wisata ini mencapai 20 ribu orang. Mereka datang baik dengan menggunakan bus, kendaraan pribadi maupun roda dua.
Pantai Klang
Pantai Klang yang berada di Desa Naga Lawan kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Saat ini saja ribuan orang mengunjunginya di akhir pekan. Pada hari-hari libur, Pantai Klang sangat padat dikunjungi pengunjung yang datang dari berbagai daerah seperti Labuhan Batu, Tanjung Balai, Asahan, Tebing Tinggi, Medan dan Tanah karo dengan mobil pribadi dan bus umum yang sengaja dicarter atau sewa dari daerah masing-masing. Di pantai Klang kita dapat menikmati indahnya pemandangan pantai dengan pasirnya yang putih bagai kristal dan melihat deru ombak serta menikmati terpaan angina laut sehingga menghilangkan kepenatan. Kita juga dapat berkunjung ke sumur ajaib (sumur berkah) di sisi pantai. Di kawasan Pantai Klang tersedia pondok-pondok kecil bagi pengunjung, untuk dapat memakai pondok tersebut kita hanya membayar antara Rp 9-20 ribu, menurut ukuran besar pondok yang akan kita sewa. Pondok biasanya digunakan sebagai tempat barang-barang yang dibawa, tempat istirahat dan berteduh bila letih berjalan mengitari pantai atau sehabis mandi di laut. Para pengunjung yang datang ke lokasi objek wisata Pantai Klang selalu terlihat berbasah-basahan. Untuk anak-anak dapat berenang dan bermain bersama riak ombak di tepi pantai yang telah tersediakan di kawasan tepi pantai khusus untuk anak-anak dan lebih mengasikkan dalam menikmati mandi air laut dan berenang di sekitar tepi pantai masyarakat sekitar pantai dan pengelola menyediakan ban untuk disewa dengan harga yang relative murah dan terjangkau hanya Rp. 3000 atau Rp 5.000.
Bila berada di pantai Klang kita tak ingin cepat-cepat meninggalkan lokasi tersebut, kita betah bermain dengan ombak atau duduk-duduk santai di pondok yang tersedia apalagi di lokasi kawasan pantai Klang terdapat sejumlah makanan ringan eperti mie goreng, ayam goreng, pecal, sate kerang dan bermacam jajanan ringan. Seluruh makanan tersebut adalah hasil sajian warga masyarakat sekitar pantai dan lebih membuat kita tertarik untuk membeli dan menikmatinya, makanan dijual tidak melebihi tarif harga di luar pantai. Salah satu daya tarik para pengunjung datang ke lokasi Pantai Kelang karena para penjual makanan, penyewa ban dan penyewa pondok pantai tersebut ramah-ramah dalam melayani setiap para pengunjung. Bila tiba waktunya untuk pulang selalu berpesan agar para pengunjung dapat memberitahukan keadaan wisata pantai itu kepada tetangga, famili lainnya agar datang kesana untuk menikmati wisata di Pantai Klang.
Pantai Gudang Garam
Di pantai Gudang Garam tersedia fasilitas penginapan (hotel) dilengkapi AC, restoran seafood, karaoke/musik dan pondok-pondok santai serta beberapa kolam pancing. Hamparan pasir putih di sepanjang pantai di lokasi objek wisata ini sangat menarik dan dapat dijadikan tempat bermain volley pantai serta permainan pantai lainnya.
Pantai Sialang Buah
Pantai Sialang Buah terletak di Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu, berjarak 60 Km dari kota Medan atau 9 Km dari Sei Rampah (ibukota Kabupaten Serdang Bedagai) melewati rute Medan – Tebing Tinggi.
Selain sebagai tempat rekreasi keluarga, Pantai Sialang Buah juga dikenal dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Oleh karena itu, banyak pengunjung yang datang kesini bukan hanya sekedar menikmati pemandangan alamnya yang menawan, tetapi juga membeli ikan-ikan laut segar.
Di pinggir pantai terdapat pondok-pondok santai dan warung makanan. Juga tersedia tempat penyewaan ban (pelampung) bagi pengunjung yang ingin berenang di pantai. Semilir angin yang sejuk membuat pengunjung betah bersantai di sini. Objek wisata ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun domestik pada hari libur. Pengunjung dapat membeli souvenir dari kulit kerang yang banyak di jual di pinggir pantai, sebagai oleh-oleh untuk di bawa pulang.
Pantai Pondok Permai Kota Pari
Terletak di pinggiran pantai desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin, objek wisata Pondok Permai sudah sangat dikenal oleh masyarakat kota-kota besar di Sumatera Utara bahkan di Indonesia. Restorannya yang berada sangat dekat dengan bibir pantai mengundang minat pengunjung untuk sering dating ke objek wisata Pondok Permai ini. Di areal 9 Ha pada lokasi ini tersedia kolam pancing, sepeda air, pondok-pondok santai dan kuda tunggangan. Makanan khas ikan laut, kepiting, udang dan kerang (sea food) selalu tersedia disini, fasilitas lain tersedia hiburan/musik karaoke. Dilokasi ini sangat cocok untuk bermain layang-layang dan volley pantai.
Pantai Kuala Putri
Pantai Kuala Putri terletak di desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin. Di objek wisata ini pengunjung dapat berbaur dan melihat kehidupan masyarakat nelayan. Disini terdapat restoran seafood, pondok-pondok santai dan panggung hiburan serta kolam pancing.
Pantai Mutiara
Objek wisata ini memiliki daya tarik tersendiri karena letaknya di areal hutan bakau (mangrove) di tepi pantai Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin, lingkungannya terlihat asri. Pengunjung objek wisata ini dapat melihat tempat berkembang biaknya ikan laut dan kepiting di dalam air diantara akar-akar pohon bakau. Disini tersedia restoran dengan sajian ikan-ikan laut (sea food) dan pondok-pondok santai.
Pulau Berhala
Pulau Berhala di Kecamatan Tanjung Berining, Kabupaten Sergai sangat berpotensi untuk dijadikan kawasan wisata bahari karena keindahannya alamnya yang sangat luar biasa. Sehingga tidak mengherankan jika banyak orang mengatakan pulau ini sangat eksotik. Pulau Berhala yang memiliki topografi bergunung dengan hutan lebat dan pantai yang putih bersih tentau saja akan menarik untuk dinikmati, kendati berada pada Selat Malaka yang lalu lintasnya sangat padat mencapai 54 ribu kapal setiap tahu melintasinya. Selain kondisi alamnya masih asri, jelasnya, pulau terluar Indonesia di Selat Malaka seluas 2,5 kilometer persegi ini kaya akan keanekaragaman hayati seperti, ikan dan terumbu karang yang sangat indah dan tidak dimiliki oleh Negara lain. Bahkan pada awal dan akhir tahun, pantai Pulau Berhala menjadi tempat persinggahan penyu untuk bertelur. Pulai ini juga dinyatakan memiliki 60 persen biota yang hidup di Indonesia sehingga telah ditetapkan sebagai kawasan wisata bahari melalui Perda No 12 Tahun 2006 yang dapat dikembangkan selama tetap berwawasan lingkungan. Tidak terlalu sulit untuk sampai ke Pulau Berhala, jarak tempuhnya juga sangat dekat. Dari pelabuhan Belawan jaraknya sekitar 70 mil. Sementara kalau perjalanan dengan kapal hanya butuh waktu sekitar 1,5 jam dari pelabuhan rakyat di Tanjung Beringin atau Pantai Cermin. Upaya yang perlu dilakukan dalam mengembangkan potensi wisata pulai ini, adalah dengan campur tangan investor untuk memperkenalkan keindahan Pulau Berhala yang dinilai memiliki banyak kelebihan dibanding pula-pulau lainnya
Pemandian Ancol
Objek wisata Pemandian Ancol adalah nama wisata alam/sungai yang berada di perbatasan Kecamatan Sipispis dan Dolok Merawan. Objek wisata ini berada di suatu alur sungai yakni sungai Hulistik atau Sungai Bah Bolon yang mengalir dari pegunungan di Kabupaten Simalungun melintasi wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. Objek wisata ini dapat dicapai dengan kendaraan/transportasi darat berjarak tempuh 90 KM dari kota Medan atau 40 KM dari Sei Rampah (ibukota Kabupaten Serdang Bedagai) melalui rute Medan - Pematang Siantar.
Jalan menuju lokasi objek wisata Pemandian Ancol cukup baik. Lokasi objek wisata Pemandian Ancol dapat ditempuh melalui Kota Tebing Tinggi ke arah Perkebunan Gunung Pamela atau dari Simpang Bajalinggi Kebun Gunung Para. Transporasi yang dapat digunakan adalah mobil pribadi, sepeda motor atau angkutan penumpang umum.
Objek wisata ini ramai dikunjungi pada hari libur. Pengunjung biasanya didominasi oleh pemuda-pemudi dari sekitar Kabupaten Serdang Bedagai. Air sungai di Pemandian Alam Ancol sangat sejuk dan menyegarkan sehingga pengunjung ingin lebih lama berenang dan berendam di sungai. Objek wisata ini berada tidak jauh dari Pemandian alam Batu Nongol. Jika batu Nongol di hilir maka Pemandian Alam Ancol berada di hulu sungai. Pondok-pondok santai dan warung makanan banyak tersedia di lokasi ini.
Pemandian Alam Batu Nongol
Objek wisata Batu Nongol adalah nama wisata alam/sungai yang berada di perbatasan Kecamatan Sipispis dan Dolok Merawan. Objek wisata ini berada di suatu alur sungai yakni sungai Hulistik atau Sungai Bah Bolon yang mengalir dari pegunungan di Kabupaten Simalungun melintasi wilayah Kabupaten Serdang Bedagai. Objek wisata ini dapat dicapai dengan kendaraan/transportasi darat berjarak tempuh 90 KM dari kota Medan atau 40 KM dari Sei Rampah (ibukota Kabupaten Serdang Bedagai) melalui rute Medan - Pematang Siantar.
Jalan menuju lokasi objek wisata Batu Nongol cukup baik. Lokasi objek wisata Batu Nongol dapat ditempuh melalui Kota Tebing Tinggi ke arah Perkebunan Gunung Pamela atau dari Simpang Bajalinggi Kebun Gunung Para. Transporasi yang dapat digunakan adalah mobil pribadi, sepeda motor atau angkutan penumpang umum.
Di Batu Nongol, alur sungai Hulistik telah ditata sedemikian baik sehingga sebahagian sangat cocok untuk pemandian anak-anak dan airnya berombak. Alur sungai berombak yang dikhususkan sebagai tempat berlatih arung jeram untuk anak-anak dan remaja ini sangat ramai diminati pengunjung. Dengan kondisi yang sudah tertata itu sungai ini semakin menarik terutama untuk rekreasi keluarga.
Pondok-pondok santai, gelanggang permainan dan restoran tersedia bagi pengunjung. Jalan setapak di pinggir areal perkebunan di sepanjang tepi sungai membuat pengunjung betah berekreasi sambil menikmati udara segar dan menyaksikan aneka jenis burung yang bebas berkeliaran di sekitar pepohonan. Restoran di kawasan objek wisata Batu Nongol menyajikan makanan menarik ”Ikan Cen-cen” sejenis ikan air tawar yang hidup di sungai berarus deras dan berbatu-batu. Ikan cen-cen ini sangat enak dan gurih rasanya.
Bermain roda pelangi sangat mengasyikkan. Pada saat putaran roda membawa anda ke puncak, pemandangan alam yang sangat indah di sekitar kawasan ini dapat anda saksikan dengan leluasa. Ingin melihat kebun rambung dan proses penyadapan getah rembung (bahan baku karet), anda dapat melihatnya sambil berjalan-jalan di atas jalan setapak. Anda dapat menikmati kesegaran alam perkebunan dan melihat para buruh kebun menyadap getah untuk di bawa ke pabrik pengolahan karet. Di pinggir sungai tersedia pondok-pondok santai dimana pengunjung bersama keluarga dapat menikmati rekreasi yang menyenangkan sekali.
Air Terjun Sampuran
Lokasi wisata air terjun Sampuran Widuri terletak di Dusun III desa Dolok Merawan Kecamatan Dolok Merawan, yang hanya berjarak sekitar satu km dari jalan lintas Sumatera menuju Pematang Siantar. Disekitar tempat ini terdapat 3 air terjun, yang tertinggi adalah air terjun Sampuran Widuri dengan ketinggian sekitar 50 meter, dengan deburan air yang jernih, hijaunya pemandangan sekitar dan sejuknya udara menjadikan kawasan air terjun Sampuran mulai banyak dikunjungi wisatawan local. Tempat ini oleh pemkab Sergai juga ditetapkan sebagai lubuk larangan dan sudah ditabur ribuan benih ikan berbagai jenis, diantaranya benih ikan emas dan nila. Air terjun Sampuran merupakan objek wisata yang dikelola oleh desa dan saat ini sendang berbenah diri guna mensejajarkan dengan objek wisata lainnya yang ada di Kabupaten Sergai. Selain Sampuran Widuri masih ada 2 air terjun lainnya dilokasi tersebut, hanya saja ketinggiannya lebih rendah dari Sampuran Widuri. Jarak antara air terjun saling berdekatan dan jalan menuju ke setiap lokasi ditata dengan rapi, hempasan air terjun menimbulkan suara deburan ditambah hembusan semilir angin yang memercikkan butiran-butiran air, menentramkan jiwa serta menggoda kita untuk segera menikmatinya.
Sementara itu disekelilingnya tumbuh pepohonan hijau sebagai tempat tinggalnya kera-kera hutan, tampak begitu asri. Untuk mencapai lokasi air terjun Sampuran Widuri kita harus menuruni anak tangga yang berkelok-kelok dengan jumlah mencaai ratusan. Justru kondisi objek wisata seperti itu membuat daya tarik tersendiri sehingga masyarakat dating berduyun-duyun baik dari Sergai maupun dari luar, seperti Simalungun dan Asahan bahkan dari Medan untuk menikmati keasriannya. Alam yang masih alami dan udara yang segar menjadi salah satu hal yang menarik di lokasi wisata ini. Lelah setelah menuruni ratusan anak tangga akan langsung terasa hilang saat kita sampai di pinggiran sungai. Sayangnya objek wisata ini masih minim akan fasilitas untuk pengunjungnya, seperti sarana pemondokan dan kamar mandi. Sementara pada hari-hari libur, para pengunjung lokasi wisata Sampuran akan dihibur oleh group keyboard atau band yang sengaja diundang pengelola.
Sumur air tawar
Daerah wisata ini juga dikenal dan dikunjungi karena adanya sebuah sumur air tawar. Sumur ini tidak berada jauh dari bibir pantai, hanya berjarak 90-an meter. Dengan kedalaman satu setengah meter sumur ini menjadi salah satu daya tarik pengunjung. Orang-orang sekitar dan para pengunjung menyebut sumur tersebut sebagai sumur ajaib atau sumur penyembuhan. Mereka percaya sumur tersebut memiliki khasiat untuk berbagai penyakit. Menurut keterangan dari masyarakat setempat dan para pengunjung yang hadir sumur itu dikatakan sumur ajaib karena hanya berjarak sekitar 90 meter dari laut dan kedalaman satu setengah meter tetapi rasa air yang berada dari dalam sumur tersebut tawar seperti air gunung dan tidak pernah habis atau kering walaupun setiap para pengunjung yang datang ke lokasi itu selalu membawa atau mengambil air dari sumur tersebut dengan memakai jerigen atau botol.
Mesjid Isma'iliyah
Masyarakat setempat mengenalnya sebagai mesjid istana, peninggalan Tengku Haji Isma’il Sulung Laut, Raja Negeri Bedagai yang masih kokoh berdiri hingga kini. Hampir sama dengan mesjid-mesjid lain di wilayah pesisir Melayu, mesjid Jamik Isma’iliyah yang berada di Desa Pekan Kecamatan Tanjung Beringin ini sangat kental dengan nuansa Melayu. Mesjid ini didirikan pada tahun 1882 oleh Raja Negeri Bedagai saat itu, Tengku Isma’il Sulung Laut. Kabarnya bahan-bahan bangunan mesjid ini didatangkan khusus dari Malaysia oleh pemborongnya yang orang Penang. Selesai membangun mesjid, Sulung Laut membangun istana disampingnya dan selesai pada tahun 1898. namun karena bangunan istana lebih tinggi dari mesjid, Sulung Laut meninggikan kembali mesjid itu. “Ketika itu dipercaya mesjid memang tidak boleh lebih rendah dari bangunan lain, “ kata M. Yusuf (75), tokoh masyarakat Tanjung Beringin. Tahun 1937, mesjid ini direhab dengan mengganti atapnya dari genteng menjadi seng. Terakhir pada tahun 1982, mesjid ini kembali direhab dengan mengganti tiang-tiang besi menjadi beton, membangun menara, pintu gerbang dan menghiasinya dengan “Kelumai” (hiasan segitiga meruncing kebawah berwarna kuning yang dipasang pada sisi atap).
Walau kini bentuk bangunan mesjid sudah mengalami banyak perubahan dari aslinya, namun pada beberapa bagian masih meninggalkan bentuk aslinya. Mimbar khutbah misalnya. Mimbar yang terbuat dari kayu ini masih tampak kuat. Ukiran yang menghiasinya menunjukkan ornament Melayu yang kental apalagi diwarnai dengan warna emas yang dipadu dengan warna hitam, sangat kontras. Mimbar ini memiliki tinggi dua meter sehingga orang yang memberi khutbah dapat terlihat dari barisan belakang. Seperti mesjid-mesjid kerajaan lainnya, dihalaman belakang ini juga dijadikan areal pemakaman kelaurga dan pejabat kerajaan. Persis di pintu belakang mesjid terdapat tiga makam Raja Bedagai, masing-masing Tengku Isma’il Sulung Laut, Tengku Rahmat Bendahara Putra Raja (putra Sulung Laut) dan Tengku Zainarrasyid Pangeran Nara Kelana (Putra Sulung Laut). Sulung Laut wafat pada 21 Maret 1914, Tengku Rahmat pada 2 Desember 1905 dan Tengku Zainnarrasyid pada 12 Oktober 1932. berurutan ke bawah mendekati sungai Bedagai, makam para pejabat dan ulama kerjaan seperti makam para Datuk perdana dan Datuk Setia, makam Panglima Daud dan Datuk Sri Amar Asmara serta imam kerajaan, Syekh Haji Ibrahim. Pada bagian belakang mesjid masih tampak wajah asli mesjid karena serambinya tidak dipugar dan dikeramik. Hanya tiangnya saja yang diganti. Sementara disisi kanan-kiri mesjid, pada tiang-tiang mesjid tertulis ukiran nama Allah dan Muhammad. Demikian juga undakan yang menjadi teras mesjid masih asli. Batu-batu alam yang menjadi lantai teras tampak sangat alami. Menurut M. Yusuf jemaah mesjid ini selalu ramai dari warga sekitarnya. Tak jarang banyak juga jemaah dari luar yang sengaja datang untuk melihat dan beribadah di mesjid ini. ”Mereka umumnya ingin melihat dari dekat mesjid peninggalan Kerajaan Bedagai ini,” katanya. Sebab inilah satu-satunya peninggalan kerajaan tersebut yang masih tertinggal sementara bangunan istana yang berada disebelahnya kini tidak ada lagi. Sayangnya pada beberapa bagian mesjid yang memiliki nilai sejarah ini tampak tidak terawat baik, misalnya menara mesjid yang cetnya mulai keropos.
Mesjid Raya Sulaimaniyah Sisa Peninggalan Kesultanan Serdang
Sisa-sisa sejarah kesultanan Serdang sampai kini masih bisa dilihat di Perbaungan, Serdang Bedagai, yakni Mesjid Sulaimaniyah. Dulunya masjid ini berada tidak jauh dari Istana Kesultanan Serdang: Istana Darul Arif di Desa Kota Galuh. Sayangnya istana tersebut kini tak berbekas. Masjid ini terletak di desa Kota Galuh Kecamatan Perbaungan tepat di pinggir jalan raya. Setiap orang yang melintas dari arah Medan menuju Tebing Tinggi atau sebaliknya, akan melewati mesjid ini. Setiap harinya, masjid ini menjadi tempat persinggahan musafir yang ingin melaksanakan sholat sambil berwisata rohani untuk melihat dari dekat mesjid peninggalan Sultan Serdang ini. Bahkan setipa sholat Jumat, masjid ini nyaris tidak bisa menampung jamaah yang hampir melewati teras masjid. Dilihat dari catatan sejarah yang tertulis besar di dinding masjid tersebut, termaktub bahwa Masjid Raya Sulaimaniyah didirikan oleh Sultan Serdang Syariful Alamsyah pada tahun 1894 seiring dengan dipindahkannya ibukota kesultanan dari Rantau Panjang (sekarang berada di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang) ke Istana kota Galuh Perbaungan (dulu Serdang).
Masjid ini telah beberapa kali mengalami renovasi atas bantuan mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri, Gubernur Sumatera Utara (alm) Rizal Nurdin dan Sekjen Departemen Kesehatan RI Dr. Safii Ahmad MPH. Bangunannya sendiri tidak terlalu menonjol, mirip dengan bangunan-bangunan khas melayu. Sepintas orang yang melihatnya masjid ini terkesan biasa-biasa saja. Namun masjid ini memiliki keunikan tersendiri. Sepintas tidak seperti bangunan masjid, melainkan seperti kantor pemerintahan dengan corak khas adat budaya melayu yakni figura berwarna kuning dengan atap berwarna hijau.
Atap pada teras masjidnya berbentuk piramid. Biasanya, kebanyakan masjid menggunakan kubah berbentuk bulat atau umumnya, tapi kubah masjid ini berbentuk segi empat memanjang dan di atasnya terdapat lambang bulan sabit dan bintang. Di dalam masjid terdapat empat tiang berukuran besar sekira 2 kali pelukan orang dewasa sebagai penyanggah bangunan dengan 1 lampu hias mewah berada di tengah-tengah bundaran langit masjid dikelilingi hiasan tulisan kaligrafi dari ayat-ayat alquran tentang sholat. Kesan dan nafas melayu sangat kental terlihat dari mimbarnya yang berwarna kuning dengan 4 anak tangga berlapis karpet hijau serta di atas mimbar terdapat kubah yang atasnya juga menggunakan lambang bulan sabit dan bintang. Teras masjid yang sudah berlantai keramik ini ditopang dengan tiang-tiang berukuran kecil serta puluhan lampu kecil dan besar yang mengelilingi teras samping kiri dan belakang serta dilengkapi dengan toilet dan tempat berwudhu. Selain dapat melihat masjid raya bersejarah ini, pengunjung juga dapat melihat makam sultan Serdang Sulaiman Syariful Alamsyah dan keluarganya yang terletak tepat di depan masjid yang telah di pagar serta pejabat-pejabat penting kesultanan.
Masjid Sulaimaniyah Pantai Cermin
Dengan nama yang sama karena didirikan oleh orang yang sama, yakni sultan Sulaiman Syariful Alamsyah, Masjid Raya Sulaimaniyah yang terletak di desa Pantai Cermin Kanan Kecamatan Pantai Cermin didirikan pada tahun 1901 yang berarti berumur 95 tahun atau lebih dari satu abad. Berbeda dengan Masjid Raya Sulaimaniyah di Perbaungan, masjid yang berada di Pantai Cermin ini kesannya sebagai bangunan lama dan bersejarah masih kental terlihat, walaupun sudah banyak juga bagian masjid yang telah direnovasi. Dengan 4 tiang penyangga bagian dalam masjid, ada sebuah tangga menuju bagian atas (asbes) masjid seperti tempat untuk bertawajjuh. Tiang-tiang bagian luar juga unik dan sepertinya menjadi ciri khas hampir setiap masjid yang ada di Kecamatan Pantai Cermin berbentuk bulatan yang mengeliling sampai bagian atas tiang. Bentuk mimbar masjidnya juga hampir sama dengan yang ada di Perbaungan. Namun masjid Raya Sulaimaniyah Pantai Cermin bagian atas mimbarnya tidak berlambang bulan sabit dan bintang yakni dengan bentuk kayu lurus tegak ke atas.
Desa Pegajahan, Kampung Bali di Sergai
Ingin mengetahui bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat Hindu Bali? Tak perlu jauh-jauh ke Pulau Bali, datang saja ke Desa pegajahan, 12 km dari Perbaungan. Disini bermukim komunitas etnis Bali yang masih taat akan tradisi. Saat memasuki wilayah desa Pegajahan Kecamatan Perbaungan, kita serasa berada di Pulau Bali. Bagaimana tidak? Di beberapa ujung gang jalan memasuki dusun-dusun desa itu berdiri bangunan gapura yang berornamen khas bali. Banyak orang menyebutkan beberapa dusun di desa Pegajahan ini sebagai kampung Bali.
Menurut ceritanya, warga Bali yang tinggal di Sergai ini adalah para buruh kontrak yang didatangkan langsung dari Pulau Bali oleh perusahaan perkebunan PTPN IV Adolina sekitar tahun 1962. saat itu ada sekitar 53 KK atau 200 jiwa yang bermukim di Desa Pegajahan. Komunitas ini hidup berdampingan dengan sejumlah buruh perkebunan lainnya yang memang berasal dari bermacam-macam etnis. Ada Jawa, kalimantan, Simalungun, Tapanuli dan Melayu. Walau jau dari kampung halaman, namun komunitas ini tetap mempertahankan adat istiadat dan keyakinan mereka. Sekitar tahun 1989, didirikan sebuah Pura di dusun IIB Pegajahan. Pembangunan pura ini dibantu oleh sejumlah warga Bali yang tersebar dibeberapa wilayah Sumut. Pura yang diberi nama Pura Penataran Dharmaraksaka ini sendiri ramai dikunjungi setidaknya dua kali sebulan oleh umat Hindu Bali untuk beribadah pada waktu purnama dan Tilem (bulan gelap). Upacara ini dipimpin oleh Pandita Wayan Gio. Karena komunitasnya yang kecil membuat warga Bali ini memiliki rasa kekeluargaan yang kental dengan saling mengunjungi warga Bali lainnya diluar Sergai.
Melihat keunikan yang ada di desa Pegajahan ini banyak orang yang menilainya layak menjadi objek wisata. Hal ini dirasakan oleh Nengah. Selalu saja ada orang-orang sengaja mendatangi pura untuk melihat-lihat atau sekedar ingin merasakan berada di Pulau Bali. Apalagi kawasan Desa Pegajahan dikenal sebagai daerah home industri yang memiliki banyak pengrajin usaha kecil. Kalau kawasan ini dipromosikan tentu saja akan semakin meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sumber : http://serdangbedagaikab.go.id