Bloggernyo urang sikaladi By. Boim

Museum sebagai Lembaga Pelestari Budaya Bangsa


Oleh: Tim Direktorat Museum

Apa itu museum di benak sebagian besar masyarakat Indonesia? Mengapa apresiasi masyarakat terhadap museum begitu rendah? Mengapa selama ini masyarakat membayangkan museum adalah kumpulan barang-barang antik yang membosankan?

Bila kita renungkan lebih lanjut, pendapat atau pertanyaan tersebut tidaklah benar, karena di museum tersimpan berbagai macam pengetahuan. Maka, tidak salah bila dikatakan bahwa museum memiliki peran sebagai lembaga pendidikan non-formal, karena aspek edukasi lebih ditonjolkan dibanding aspek rekreasi. Museum juga merupakan sebuah lembaga pelestari kebudayaan bangsa, baik yang berupa benda (tangible), seperti artefak, fosil, dan benda-benda etnografi; maupun bukan benda (intangible), seperti nilai, tradisi, dan norma.

Museum memiliki banyak pengertian. Salah satu pengertiannya adalah sebagai lembaga—tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya—guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Begitu pentingnya museum bagi kehidupan kita, tetapi mengapa sedikit sekali keluarga Indonesia yang mengagendakan museum sebagai tempat tujuan belajar sambil berekreasi?

Lebih lanjut, museum terdiri dari 2 komponen, yaitu penyelenggara dan pengelola museum. Penyelenggara merupakan satu kegiatan pembinaan, sedangkan pengelolaan adalah kegiatan otonom dari unit yang dibina. Pada umumnya, dalam dunia permuseuman kita mengetahui adanya dua unsur utama penyelenggara museum, yaitu unsur pemerintah dan unsur swasta—dalam bentuk perkumpulan dan yayasan yang diatur kedudukan, tugas, dan kewajibannya oleh undang-undang. Penyelenggara dan pengelola museum, baik pemerintah maupun swasta di Indonesia, harus menyesuaikan kebijakannya dengan dasar-dasar kebijakan pembina pendidikan pemerintah, karena semua kegiatan museum tidak hanya untuk melayani kelompok tertentu tetapi juga memberikan pelayanan sosial budaya dan pendidikan bagi masyarakat banyak.

Museum tidak dapat dipisahkan dari koleksinya. Koleksi merupakan jantungnya museum. Koleksi museum harus disajikan sebagai salah satu bentuk komunikasi yang penting dalam upaya menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke museum. Dalam penyajian koleksi museum, harus diperhatikan adanya nilai-nilai estetika, artistik, edukatif, dan informatif. Berkaitan dengan pengunjung museum, penyajian koleksi harus memperhatikan kebebasan bergerak bagi pengunjung, sirkulasi pengunjung, kenyamanan pengunjung, dan keamanan koleksi museum. Informasi yang disampaikan kepada pengunjung juga harus bersifat komunikatif dan edukatif, yaitu sekurang-kurangnya memuat nama benda, asal ditemukan, periode dan umur, serta fungsi koleksi.

Penyajian koleksi dapat dilakukan dalam 3 jenis pameran, yaitu: (1) pameran tetap, merupakan pameran yang diselenggarakan dalam jangka waktu 3–5 tahun. Tema pameran sesuai dengan jenis, visi, dan misi museum. Idealnya, koleksi yang disajikan 25–40 % merupakan koleksi museum; (2) Pameran khusus atau temporer, merupakan pameran koleksi museum yang diselenggarakan (1 minggu–3 bulan); dan (3) Pameran Keliling, merupakan pameran koleksi yang diselenggarakan di luar lingkungan museum. Sebaiknya, pameran keliling menggunakan replika koleksi, untuk menghindari kerusakan dan kehilangan koleksi.

Koleksi yang dimiliki oleh sebuah museum agar tetap terjaga kelestariannya perlu dilakukan perawatan (konservasi) yang sesuai dengan karakteristik dan material koleksi, dalam hal ini peneliti koleksi (kurator) bekerja sama dengan konservator. Selain konservasi, perlu tindakan pencegahan terhadap kerusakan koleksi atau pengawetan sehingga koleksi tetap terjaga kelestariannya, dalam kegiatan tersebut dituntut peran aktif konservator yang sebaiknya memiliki keahlian yang cukup tentang koleksi yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tidak menggantungkan masalah kelestarian koleksi sepenuhnya kepada kurator. Selain itu, koleksi-koleksi yang mengalami kerusakan atau fragmentaris perlu diperbaiki atau direkonstruksi supaya dapat diperoleh bentuk seperti semula. Perlu untuk dilakukan studi perbandingan dengan koleksi lain yang masih utuh dan diperkirakan sejenis dengan koleksi tersebut, serta direkonstruksi di atas kertas terlebih dahulu, sebelum dilakukan restorasi terhadap koleksi.

Pengamanan museum sangat penting, menyangkut keamanan koleksi, bangunan, dan manusia (petugas dan pengunjung) museum. Pengamanan museum tidak hanya menjadi tanggung jawab petugas satpam, melainkan semua pegawai museum. Pengamanan museum meliputi proteksi museum beserta koleksinya dari tindakan pencurian dan vandalisme serta penanggulangan terhadap bencana.

Museum di Indonesia didirikan dengan tujuan untuk menciptakan kelembagaan yang melakukan pelestarian warisan budaya dalam arti yang luas, artinya bukan hanya melestarikan fisik benda-benda warisan budaya, tetapi juga melestarikan makna yang terkandung di dalam benda-benda itu dalam sistem nilai dan norma. Dengan demikian, warisan budaya yang diciptakan pada masa lampau tidak terlupakan, sehingga dapat memperkenalkan akar kebudayaan nasional yang digunakan dalam menyusun kebudayaan nasional.

Museum sangat berperan dalam pengembangan kebudayaan nasional, terutama dalam pendidikan nasional, karena museum menyediakan sumber informasi yang meliputi segala aspek kebudayaan dan lingkungan. Museum menyediakan berbagai macam sumber inspirasi bagi kreativitas inovatif yang dibutuhkan dalam pembangunan nasional. Namun, museum harus tetap memberikan nuansa rekreatif bagi pengunjungnya. Kurator perlu melaksanakan penelitian yang berhubungan dengan koleksi serta menyusun tulisan yang bersifat ilmiah dan populer. Hasil penelitian dan tulisan tersebut dipublikasikan kepada masyarakat, dalam kegiatan ini kurator bekerja sama dengan bagian publikasi. Di samping itu, kurator dengan bagian publikasi dapat memanfaatkan kemajuan teknologi dengan pembuatan CDROM dan homepage museum. Untuk menginformasikan koleksi yang dipamerkan di ruang pamer kepada pengunjung secara lengkap dan sistematis, maka kurator perlu bekerja sama dengan bagian edukasi. Sebagai lembaga pelestari budaya bangsa, museum harus berasaskan pelayanan terhadap masyarakat. Program-program museum yang inovatif dan kreatif dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum.
___________
Sumber : www.museum-indonesia.net